Milikilah 5 Kriteria Positif Orang Yahudi
Mengapa
intelektual bangsa yahudi lebih unggul dibandingkan bangsa yang
lainnya? ini bukan sebuah pertanyaan yang pertama kali muncul dalam
catatan sejarah manusia. Kita semua tahu bahwa saat ini bangsa Yahudi
telah menguasai sekte-sekte penting dalam kehidupan. Dalam bidang
teknologi, social, ekonomi, kedokteran, dan dalam bidang-bidang lainnya
Yahudi menjadifasilitator keberlangsungan hidup manusia di abad ke-20
ini.
Kecemerlangan dalam berfikir, menelaah, berprinsip, berimajinasi, berdialektika, dan analisa. Merupakan ciri keunggulan yang mereka punya sehingga membedakan antara orang Yahudi dengan umat lain. Terlepas dari konflik akidah dan kemanusiaan yang terjadi diantara kubu umat Islam, Kristen danYahudi, nyatanya kita tidak bisa berlepas diri dari fakta dan data yang ada, bahwa di dalam sector-sektor kehidupan ada keterlibatan tangan Yahudi yang melahirkan karya-karya intelektual, serta memotori berbagai bentuk kemudahan dalam aktivitas kehidupan manusia.
Seperti Microsoft Word yang saya pergunakan untuk menulis artikel yang sedang anda baca, adalah hasil kerja Intelektual Bill Gates yang merupakan orang keturunan bangsa Yahudi. Kemudian internet yang memudahkan tulisan ini sampai kepada media-media publik, ialah hasil kontribusi keilmuan seorang bangsawan Yahudi bernama Leonard Kleinrock, juga Mike Lazaridi sorang Yahudi yang sukses menggemparkan dunia lewat Blackbarry yang saat ini kita nikmati, Thomas Alfa Edison keturunan Yahudi penemu bola lampu listrik, gramophone, serta kamera film, dimana ketiga penemuannya membangkitkan industri-industri besarlistrik, rekaman serta industri film, yang akhirnya mempengaruhi kehidupan masyarakat di seluruh dunia, dan masih banyak nama-nama intelektual Yahudi lainnya yang berpengaruh dalam tinta emas ilmu pengetahuan abad ini.
Meskipun tak menafikan bahwa dibalik karya intelektual mereka, itu merupakan hasil tongkat estafet keilmuan yang mereka pelajari dari ilmuan-ilmuan muslim terkemuka, yang hidup jauh beberapa abad lalu sebelum eksistensi Yahudi menguasai dunia. Sangat disayangkan, tongkat estafet ini justru tidak dimanfaatkan oleh generasi muslim selanjutnya, keterfokusan umat islam pada polemik yang “itu-itu” saja. Membuat umat islam seolah jauh dari kontribusi ilmu pengetahuan global, padahal keterlibatan dan peran umat muslim pada pengembangan bidang-bidang tersebut memiliki peran yang sangat vital untuk mengembalikan kegemilangan dinul islam dan juga kebangkitan islam sebagai “Rahmatanlil ‘aalamin”.
Jadi ketika islam dikatakan sebagai “Rahmatanlil ‘aalamin” ,sudah seharusnya islam menguasai seluruh aspek-aspek kehidupan yang terstruktur di dalamnya. Namun pada kenyataannya, orang Yahudi jauh lebih tanggap dalam menyadari pentingnya kecerdasan intelektual sehingga mereka melangkah lebih cepat lalu berupaya mengembangkan kecerdasan otak, daya fikir, banyak melakukan penelitian, pembaharuan, berbagai macam ujicoba, hingga akhirnya menghasilkan penemuan spektakuler dan ilmiah di berbagai bidang yang menggugah jutaan manusia di dunia.
Dalam buku karya Abdul Waid yang berjudul “Menguak Rahasia Cara Belajar Orang Yahudi” beliau menjelaskan, jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa di eropa dan orang-orang Indonesia kecerdasan orang-orang Yahudi masih jauh lebih unggul. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang psikolog bernama Cochran menemukan bukti bahwa jika dibandingkan dengan orang-orang di Eropa rata-rata IQ orang Yahudi adalah 107,5 hingga 115, sedangkan orang-orang Eropa memperoleh IQ maksimum 100, itupun sangat jarang dijumpai. Berbeda lagi jika dibandingkan dengan rata-rata IQ orang Indonesia, orang Yahudi memperoleh rata-rata IQ 130, sedangkan orang Indonesia hanya mencapai angka 90-100.
Menanggapi situasi ini, ada baiknya jika kita mempelajari rahasia-rahasia penting yang dimiliki orang Yahu didalam proses pengasahan kecerdasan Intelektual dan kejeniusan mereka sehingga mampu menjadi bangsa yang lebih unggul dari bangsa lainnya.
Pertama, orang Yahudi selalu mengasah ketajaman berimajinasi
Hal ini mereka lakukan sebagai langkah awal untuk merangkai ide serta karya yang produktif dan konstruktif. Apa yang dicapai para tokoh Yahudi yang menggugah dunia saat ini sebenarnya berawal dari imajinasi mereka yang bertumpu pada pikiran dan otak yang aktif merespon dinamika hasrat. Sebab orang Yahudi sangat meyakini bahwa imajinasi bukan seke dari ilusi dan khayal belaka, tetapi imajinasi merupakan proses awal untuk melahirkan kekuatan otak yang dapat mewujudkan karya-karya besar di dunia nyata.
Kedua, Yahudi selalu hidup serba terampil
Sebagai mana kebanyakan orang miskin di Indonesia, orang Yahudi pun banyak mengalami hal yang sama, sulit memperoleh sesuap nasi dan susah mencari pekerjaan. Namun yang membedakan diantara keduanya ialah terletak pada keterampilan orang Yahudi yang lebih cemerlang dalam menghadapi problematika hidup dibandingkan orang-orang miskin Indonesia. Mereka memiliki kamus kehidupan bahwa dimana ada kesulitan pasti ada solusi yang sejalan. Dengan kecerdasan keterampilan, disertakan dengan perhitungan yang matang, maka inilah yang pada akhirnya membuat orang Yahudi selalu mampu mengubah nasib mereka sendiri jauh menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.
Ketiga, orang Yahudi memiliki mental dan jiwa besar
Orang-orang Yahudi merupakan identitas kelompok pekerja keras dan orang-orang yang berani beradaptasi dengan perkembangan industrialisasi, hal itu mereka lakukan agar mereka tidak menjadi orang-orang yang termarjinalkan dalam aspek ekonomi. Orang Yahudi mengajarkan kepada kita bahwa kemiskinan tidak selamanya disebabkan oleh pelayanan dan kinerja pemerintah yang dinilai lamban. Namun yang lebih penting untuk kita sadari adalah kemiskinan juga disebabkan oleh mental manusia yang kerdil dan lemahnya peran keluarga dalam membentuk generasi yang tidak mudah menyerah terhadap situasi dan kondisi apapun.
Keempat, orang Yahudi memiliki rasa keingintahuan yang tinggi.
Kalangan akademis Yahudi berpendapat bahwa pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan murid kepada guru merupakan pertanda adanya kegiatan belajar mengajar, jika tidak ada respon dari murid tentang pelajaran yang diterangkanoleh guru, maka kegiatan belajar dianggap tidak ada.inilah yang membuat para akademisi Yahudi akan selalu melontarkan pertanyaan yang lebih luas tentang pelajaran yang diterangkan oleh guru. Mereka tidak akan pernah puas sebelum mereka benar-benar mendapatkan jawaban atas ilmu yang belum mereka ketahui sebelumnya atau yang masih mereka ragukan.
Keempat, orang Yahudi berprinsip tidak ada kata mutlak
Orang Yahudi berprinsip untuk tidak pernah menerima sesuatu sebagai hal yang mutlak, mereka tidak menerima ilmu sebagai sesuatu yang memang sudah seharusnya begitu. Dengan demikian orang-orang Yahudi tidak pernah menyerah untuk terus berusaha, selalu bereksperimen mengadakan penelitian, mencari sesuatu yang belum diketahui sekali pun itu mustahil bagi orang lain. Namun hasil penelitian, konsep, rumus, teori atau apapun namanya yang dihasilkan manusia tidaklah mutlak bagimereka, karena dihasilkan dari makhluk ciptaan yang terbatas, bersifat subjektif, relatif, didibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan prinsip seperti itu, maka otak mereka akan terangsang untuk berfikir dan memacu Intellegences. Selain itu, orang yahudi pada umumnya lebih rendah hati karena apapun pendapat mereka, hanyalah kebenaran relative.
Kelima, orang Yahudi tidak tidur di Pagi hari
Dalam sejarah, nenek moyang orang Yahudi sangat membenci tidur pagi. Para orang tua selalu mendoktrin anak-anak mereka bahwa tidur diwaktu pagi dapat mematikan hati dan membuat badan merasa malas juga membuang-buang waktu. Pagi hari mereka manfaatkan untuk belajar, menghafal atau mengasah daya ingat, bekerja, dan melakukan ketaatan sesuai perintah dalam kitab Taurat. Bagi mereka pagi hari merupakan waktu yang sangat sesuai untuk belajar dan beraktivitas karna didukung oleh kondisi otak yang baru saja beristirahat panjang.
Dengan mengetahui kelima rahasia kriteria dasar yang dimiliki orang-orang Yahudi, dapat ditarik kesimpulan bahwa kecerdasan orang-orang Yahudi bukanlah mitos atau semata-mata takdir Tuhan, melainkan ini juga dikarenakan orang-orang Yahudi selalu membiasakan melakukan hal-hal yang unik dan cerdas yang mampu memberikan alasan logis mengapa orang Yahudi lebih unggul dari bangsa lain. Bukanlah sesuatu yang mustahil bagi golongan apapun termasuk umat islam untuk menyaingi kecerdasan mereka, dengan syarat :mau mempelajari dan mengaplikasikan mengenai rahasia-rahasia ilmiah dibalik kecerdasan mereka (Yahudi, red).
Oleh : Ira Azhari
Departemen Kaderisasi Kammi Djuanda 2013-2014
Kecemerlangan dalam berfikir, menelaah, berprinsip, berimajinasi, berdialektika, dan analisa. Merupakan ciri keunggulan yang mereka punya sehingga membedakan antara orang Yahudi dengan umat lain. Terlepas dari konflik akidah dan kemanusiaan yang terjadi diantara kubu umat Islam, Kristen danYahudi, nyatanya kita tidak bisa berlepas diri dari fakta dan data yang ada, bahwa di dalam sector-sektor kehidupan ada keterlibatan tangan Yahudi yang melahirkan karya-karya intelektual, serta memotori berbagai bentuk kemudahan dalam aktivitas kehidupan manusia.
Seperti Microsoft Word yang saya pergunakan untuk menulis artikel yang sedang anda baca, adalah hasil kerja Intelektual Bill Gates yang merupakan orang keturunan bangsa Yahudi. Kemudian internet yang memudahkan tulisan ini sampai kepada media-media publik, ialah hasil kontribusi keilmuan seorang bangsawan Yahudi bernama Leonard Kleinrock, juga Mike Lazaridi sorang Yahudi yang sukses menggemparkan dunia lewat Blackbarry yang saat ini kita nikmati, Thomas Alfa Edison keturunan Yahudi penemu bola lampu listrik, gramophone, serta kamera film, dimana ketiga penemuannya membangkitkan industri-industri besarlistrik, rekaman serta industri film, yang akhirnya mempengaruhi kehidupan masyarakat di seluruh dunia, dan masih banyak nama-nama intelektual Yahudi lainnya yang berpengaruh dalam tinta emas ilmu pengetahuan abad ini.
Meskipun tak menafikan bahwa dibalik karya intelektual mereka, itu merupakan hasil tongkat estafet keilmuan yang mereka pelajari dari ilmuan-ilmuan muslim terkemuka, yang hidup jauh beberapa abad lalu sebelum eksistensi Yahudi menguasai dunia. Sangat disayangkan, tongkat estafet ini justru tidak dimanfaatkan oleh generasi muslim selanjutnya, keterfokusan umat islam pada polemik yang “itu-itu” saja. Membuat umat islam seolah jauh dari kontribusi ilmu pengetahuan global, padahal keterlibatan dan peran umat muslim pada pengembangan bidang-bidang tersebut memiliki peran yang sangat vital untuk mengembalikan kegemilangan dinul islam dan juga kebangkitan islam sebagai “Rahmatanlil ‘aalamin”.
Jadi ketika islam dikatakan sebagai “Rahmatanlil ‘aalamin” ,sudah seharusnya islam menguasai seluruh aspek-aspek kehidupan yang terstruktur di dalamnya. Namun pada kenyataannya, orang Yahudi jauh lebih tanggap dalam menyadari pentingnya kecerdasan intelektual sehingga mereka melangkah lebih cepat lalu berupaya mengembangkan kecerdasan otak, daya fikir, banyak melakukan penelitian, pembaharuan, berbagai macam ujicoba, hingga akhirnya menghasilkan penemuan spektakuler dan ilmiah di berbagai bidang yang menggugah jutaan manusia di dunia.
Dalam buku karya Abdul Waid yang berjudul “Menguak Rahasia Cara Belajar Orang Yahudi” beliau menjelaskan, jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa di eropa dan orang-orang Indonesia kecerdasan orang-orang Yahudi masih jauh lebih unggul. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang psikolog bernama Cochran menemukan bukti bahwa jika dibandingkan dengan orang-orang di Eropa rata-rata IQ orang Yahudi adalah 107,5 hingga 115, sedangkan orang-orang Eropa memperoleh IQ maksimum 100, itupun sangat jarang dijumpai. Berbeda lagi jika dibandingkan dengan rata-rata IQ orang Indonesia, orang Yahudi memperoleh rata-rata IQ 130, sedangkan orang Indonesia hanya mencapai angka 90-100.
Menanggapi situasi ini, ada baiknya jika kita mempelajari rahasia-rahasia penting yang dimiliki orang Yahu didalam proses pengasahan kecerdasan Intelektual dan kejeniusan mereka sehingga mampu menjadi bangsa yang lebih unggul dari bangsa lainnya.
Pertama, orang Yahudi selalu mengasah ketajaman berimajinasi
Hal ini mereka lakukan sebagai langkah awal untuk merangkai ide serta karya yang produktif dan konstruktif. Apa yang dicapai para tokoh Yahudi yang menggugah dunia saat ini sebenarnya berawal dari imajinasi mereka yang bertumpu pada pikiran dan otak yang aktif merespon dinamika hasrat. Sebab orang Yahudi sangat meyakini bahwa imajinasi bukan seke dari ilusi dan khayal belaka, tetapi imajinasi merupakan proses awal untuk melahirkan kekuatan otak yang dapat mewujudkan karya-karya besar di dunia nyata.
Kedua, Yahudi selalu hidup serba terampil
Sebagai mana kebanyakan orang miskin di Indonesia, orang Yahudi pun banyak mengalami hal yang sama, sulit memperoleh sesuap nasi dan susah mencari pekerjaan. Namun yang membedakan diantara keduanya ialah terletak pada keterampilan orang Yahudi yang lebih cemerlang dalam menghadapi problematika hidup dibandingkan orang-orang miskin Indonesia. Mereka memiliki kamus kehidupan bahwa dimana ada kesulitan pasti ada solusi yang sejalan. Dengan kecerdasan keterampilan, disertakan dengan perhitungan yang matang, maka inilah yang pada akhirnya membuat orang Yahudi selalu mampu mengubah nasib mereka sendiri jauh menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.
Ketiga, orang Yahudi memiliki mental dan jiwa besar
Orang-orang Yahudi merupakan identitas kelompok pekerja keras dan orang-orang yang berani beradaptasi dengan perkembangan industrialisasi, hal itu mereka lakukan agar mereka tidak menjadi orang-orang yang termarjinalkan dalam aspek ekonomi. Orang Yahudi mengajarkan kepada kita bahwa kemiskinan tidak selamanya disebabkan oleh pelayanan dan kinerja pemerintah yang dinilai lamban. Namun yang lebih penting untuk kita sadari adalah kemiskinan juga disebabkan oleh mental manusia yang kerdil dan lemahnya peran keluarga dalam membentuk generasi yang tidak mudah menyerah terhadap situasi dan kondisi apapun.
Keempat, orang Yahudi memiliki rasa keingintahuan yang tinggi.
Kalangan akademis Yahudi berpendapat bahwa pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan murid kepada guru merupakan pertanda adanya kegiatan belajar mengajar, jika tidak ada respon dari murid tentang pelajaran yang diterangkanoleh guru, maka kegiatan belajar dianggap tidak ada.inilah yang membuat para akademisi Yahudi akan selalu melontarkan pertanyaan yang lebih luas tentang pelajaran yang diterangkan oleh guru. Mereka tidak akan pernah puas sebelum mereka benar-benar mendapatkan jawaban atas ilmu yang belum mereka ketahui sebelumnya atau yang masih mereka ragukan.
Keempat, orang Yahudi berprinsip tidak ada kata mutlak
Orang Yahudi berprinsip untuk tidak pernah menerima sesuatu sebagai hal yang mutlak, mereka tidak menerima ilmu sebagai sesuatu yang memang sudah seharusnya begitu. Dengan demikian orang-orang Yahudi tidak pernah menyerah untuk terus berusaha, selalu bereksperimen mengadakan penelitian, mencari sesuatu yang belum diketahui sekali pun itu mustahil bagi orang lain. Namun hasil penelitian, konsep, rumus, teori atau apapun namanya yang dihasilkan manusia tidaklah mutlak bagimereka, karena dihasilkan dari makhluk ciptaan yang terbatas, bersifat subjektif, relatif, didibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan prinsip seperti itu, maka otak mereka akan terangsang untuk berfikir dan memacu Intellegences. Selain itu, orang yahudi pada umumnya lebih rendah hati karena apapun pendapat mereka, hanyalah kebenaran relative.
Kelima, orang Yahudi tidak tidur di Pagi hari
Dalam sejarah, nenek moyang orang Yahudi sangat membenci tidur pagi. Para orang tua selalu mendoktrin anak-anak mereka bahwa tidur diwaktu pagi dapat mematikan hati dan membuat badan merasa malas juga membuang-buang waktu. Pagi hari mereka manfaatkan untuk belajar, menghafal atau mengasah daya ingat, bekerja, dan melakukan ketaatan sesuai perintah dalam kitab Taurat. Bagi mereka pagi hari merupakan waktu yang sangat sesuai untuk belajar dan beraktivitas karna didukung oleh kondisi otak yang baru saja beristirahat panjang.
Dengan mengetahui kelima rahasia kriteria dasar yang dimiliki orang-orang Yahudi, dapat ditarik kesimpulan bahwa kecerdasan orang-orang Yahudi bukanlah mitos atau semata-mata takdir Tuhan, melainkan ini juga dikarenakan orang-orang Yahudi selalu membiasakan melakukan hal-hal yang unik dan cerdas yang mampu memberikan alasan logis mengapa orang Yahudi lebih unggul dari bangsa lain. Bukanlah sesuatu yang mustahil bagi golongan apapun termasuk umat islam untuk menyaingi kecerdasan mereka, dengan syarat :mau mempelajari dan mengaplikasikan mengenai rahasia-rahasia ilmiah dibalik kecerdasan mereka (Yahudi, red).
Oleh : Ira Azhari
Departemen Kaderisasi Kammi Djuanda 2013-2014
Share this
Klik if you like :