jurnalisik

B. UNSUR UNSUR POKOK CERITA FEATURE

Sebagai sebuah cerita, feature dibangun dengan berpijak pada beberapa unsure pokok. Unsure unsure pokok tersebut meliputi karakter, mood, suasana, tema, gaya sudut pandang dan setting. Seorang penulis bisa menekankan pada karakter dan tema, tapi tidak bisa melepaskan diri dari unsure yang lain.
         Sebuah cerpen yang baik adalah seperti gadis cantik. Setiap kecantikannya punya nilai tersendiri, sebuah cerpen seperti musik masing- masing unsurya sambung menyambung saling menghidupi satu sama lainnya sehingga menjelmakan sebuah kesatuan sebuah integrasi (sumardjo, 2004:13).                       Dalam cerita feature menceritakan realitas faktual objektif . berikut penjelasan ketujuh unsur feature yang diadaptasi dari cerpen:

1.tema
Tema adalah ide sebuah cerita. Pengarang dalam menulis ceritanya bukan hanya menulis bukan sekedar mau bercerita melainkan mau membagikan sesuatu kepada pembacanya. Sesuatu itu bisa berupa masalah kehidupan, pandangan , ide, komentar mengenai kehidupan ini. Kejadian dan tokoh cerita semuanya di dasri ole hide pengarang tersebut . mencari arti sebuah cerpen pada dasarnya mencari tema yang dikandung oleh cerpen tersebut. Jadi pengarang tidak menyataakan secara jelas tema karangannya namun merajut, menyatu dalam semua unsure cerpen ( sumardjo, 2004: 22-23).
        Dalam feature ide sering muncul dari berbagai peristiwa berita yang sifatnya actual dan factual ide tidak di peroleh dari imajinasi melainkan dari informasi hasil penelusuran, referensi, hasil observasi atau dari berbagai pihak yang terkait.
2.  sudut pandang
Sudut pandan ( point of view) pada dasarnya adalah visi pengarang artinya visi yang diambil pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita. Dalam hal ini harus dibedakan dengan pandangan pengarang sebagai pribadi, sebab sebuah cerpen sebenarnya adalah pandangan pengarang terhadap kehidupan .
       Cerita feature dengan merujuk pada sudut pandang tersebut pada umumnya menyukai sujud pandang penglihatan yang berkuasa untuk lebih mudahnya sebut saja sudut pandang orang ketiga, dengan sudut pandang orang ketiga wartawan sebagai penulis feature, tahu tentang segalanya. Ia, seperti yang ditulis sumardjo bisa menceritakan apa saja yang ia perlukan untuk melengkapi ceritanya sehingga mecapai efek yang diinginkan. Ia, bisa mengemukakan perasaan , kesadaran jalan pikiran para pelaku cerita ( sumardjo, 2004:29)
3.  plot
Plot bukan jalan cerita, jalan cerita hanyalah manifestasi, bentuk wadag , bentuk jesmaniah, dari plot cerita. Plot ibarat gunung es sebagian besar darinya tidak pernah nampak . dengan mengikuti jalan cerita maka kita dapat temukan plotnya. Tiap suatu kejadian ada karna ada sebabnya, ada alasannya sesuatu yang menggerakkan cerita dalah plot, yaitu segi rohaniah dari cerita tersebut.
          Feature yang baik harus memiliki plot, namun plot pada feature dalam beberapa hal berbeda secara mendasar dengan plot pada cerpen, pada cerpen misalnya plot yang baik mensyaratkan adanya pemunculan konflik. Setelah itu dilukiskan bagaimana konflik itu memuncak sampai pada klimaksnya. Pada feature tidak demikian, feature tidak mewajibkan pemunculan dan penajaman konflik dalam rangkain adegan cerita. Asusmsinya sederhana feature mengangkat suatu situasi, keadaan atau aspek kehidupan yang sifatnya factual objektif.
4. karakter 
Sebagai cerita, setiap feature seperti juga cerita pendek harus ,memiliki watak atau karate, mutuu sebuah cerpen ditentukan oleh kepandaian si penulis menghidupkan watak tokoh tokohnya. Kalau karakter tokoh lemah maka menjadi lemahlah seluruh cerita setiap tokoh semestinya mempunyai kepribadian sendiri, seorang penulis yang cekatan hanya dalam satu adegan saja sanggup memberikan kepada kita seluruh latar belakang kehidupan seseorang.
         Dalam suatu cerita feature, suatu cerita feature disebut baik atau apabila karakter tokohnya dilukiskan dengan jelas, tegas, ringkas dan spesifik .
5. gaya
Gaya adalah cara khas pengungkapan seseorang, cara bagaimana seorang pengarang memilih, tema persoalan meninjau persoalan dan menceritakannya dalam sebuah cerpen. Gaya  disini meliputi , penggunaan kalimat, penggunaan dialog, penggunaan detail, cara memandang persoalan , penyuguhan persoalan dan seterusnya ( sumardjo, 2004: 33-34)
         Disitulah terletak perbedaan feature dan berita, sebagai cerita feature ditulis oleh wartawan atau reporter dengan gaya masing- masing. Tiap penulis feature memiliki gaya tulisan masing masing sesuai dengan tingkkat pemahaman sastranya.
          Tidak demikian halnya dengan berita, siapapun wartawan yang menulis berita , gayanya tetap sama. Ia harus merujuk pada teknik melaporkan, pola piramida terbalik dan rumus 5W1H . ia tunduk pada etika dasar dan bahasa jurnalistik. Bahasa berita harus logis, sederhana, jelas, tegas, ringkas, formal, efisien, formal dan informatif.
6 . suasana

Tiap cerita pendek memiliki maksud tertentu, suasana dalam cerita pendek membantu menegaskan maksud. Disamping itu juga suasana juga merupakan daya pesona sebuah cerita. Suasana sebuah cerita merupakan warna dasar cerita itu. Dalam sebuah lukisan yang menggambarkan kemarahan sering kali warna merah menguasai bidang gambar. Sebaliknya lukisan yang menggambarkan kelembutan dan wanita . hal ini penting pada penulisan berita langsung yang kuat sering disampingkan oleh sebagian wartawan.

 7. lokasi peristiwa
Setting dalam dunia fiksi bukan hanya background artinya bukan hanya menunjukan tempat kejadian dan kapan terjadinya , dalam cerpen modern setting telah digarap oleh para penulis menjadi unsure cerita yang penting , ia terjalin erat dengan karakter, tema , dan suasana cerita. Dari setting wilayah tertentu harus dihasilkan perwatakan tokoh tertentu. Cerpen dengan setting perang misalnya dapat berbicara soal soal khusus seperti dendam, pelarian, kebencian, pengkhianatan, patriotism dan kemanusiaan ( sumardjo, 2004: 25-26).
C. NILAI PESAN MORAL CERITA FEATURE
Pada setiap peristiwa berita layak diangkat menjadi cerita feature. Sama halnya tidak semua feature mengandung bobot berita seperti yang disyaratkan pada teori dan kaidah baku jurnalistik karna feature masuk dalam family atau keluarga besar berita maka nilai dasar sebuah feature pertama tama haruslah mengacu pada kesebelas kriteria kriteria nlai umum berita , keluarbiasaan, akibat, actual, kedekatan, informasi, konflik ,orang penting atau ternama , ketertarikan manusiawi , kejutan dan seks.
          Disini harus di tegaskan apapun cerita feature yang ditulis ia harus memiliki bobot nilai berita yang layak muat layak siar atau layak tayang ia harus menarik sekaligus manyangkut kepentingan sebagian terbesar khalayak jika tidak cerita feature itu hanya cocok untuk di koleksi pribadi.
         Pesan moral pribadi misalnya kegigihan dan perjuangan kejujuran di tengah hebatnya keikhiasan dalam mengulurkan tangan kesabaran dalam menerima berbagai cobaan dan ujian atau kesanggupan dalam menarik hikmah dan pelajaran dari setiap musibah dan anugerah. Adanya kandungan moral tentu inilah yang akan menjadikan feature bermutu tinggi dan sekaligus juga menjadi juru bicara dalam peradaban, ia pelita kehidupan.
D  . ANATOMI CERITA FEATURE
Sebagai sebuah cerita feature memiliki susunan rangka cerita yang tidak rumit dan sulit, susunan bangunan feature terbagi dalam beberapa bagian saja judul, intro, tubuh , perangkat, penutup. Sebagai bahan bandingan berita ditulis denga teknik melaporkan dengan menggunakan pola piramida terbalik dan merujuk kepada rumus 5W1H, pesan disusun mulai dari informasi paling penting sampai informasi yang kurang dan tidak penting, informasi yang kuraang di sampaikan dibagian bawah yang disebut leg     ( kaki) secara teknis dianggap terlalu panjang berita di bagian bawah bisa di potong kapan saja tanpa mengganggu keseluruhan isi berita.
E. TOPIK DAN KRITERIA TOPIK FEATURE
1. arti dan contoh topic feature
Secara sederhana topic adalah pokok bahasan , secara teknis topic diartikan sebagai pernyataan tentang isi pokok bahasan yang sudah dibatasi ruang lingkupnya secara spesifik (sumadiria, 2004: 28) topic sebaiknya di tuliskan dalaam satu kalimat utuh syaratnya kalimat itu tidak bersifat konklusif  berikut contoh topic feature.
Contoh:
a . Topic feature ini mengangkat kisah penderitaan jasminka, 39 tahun wanita bosnia korban keganasan  Serbia yang terlempar ke kota zegreh di kroasia sejak perang meletus di negerinya, 1992 ia tinggal di kamp pengungsi seluas 12 meter persegi , diolah dari feature bertajuk mereka membenci amerika. Rubric ragan . majalah berita mingguan gatra Jakarta 8 april 1995.
2. kriteria topic cerita feature
Pers yang berkualitas akan bersifat selektif dan memilih dan menetapkan topic liputan feature sebagaimana halnya  tidak setiap peristiwa layak dijadikan berita maka tidak setiap berita tau peristiwa layak di pilih dan dijadikan sebagai topik.
F . JUDUL CERITA FEATURE
Setiap karya jurnalistik harus diberikan judul feature yang tak  terkecuali adalah nama yang kita berikan terhadap topik atau pokok bahasan. Dalam bab terdahulu (122-126) telah diuraikan secara panjang lebar delapan syarat judul berita yakni provokativ, singkat – padat, relevan, fungsional, formal, representative, spesifik dan merujuk pada etika dan bahasa baku syarat judul feature sama dengan judul berita namun bedanya di syarat kelima. Karna perbedaan judul pada feature dan berita hanya pada syarat kelima maka kedelapan syarat feature tidak diuraikkan lagi satu persatu.
G  .  ARTI DAN FUNGSI INTRO FEATURE
1 . Arti dan fungsi intro feature
Dalam penulisan berita kita mengenal apa yang disebut dengan lead yang berarti teras berarti teras berita. Secara sederhana teras berita adalah paragraf pertama yang memuat fakta dan ringkasan informasi terpenting dari keseluruhan uraian berita. Paragraph pertama tersebut lazim di sebut intro penamaan inntro pada paragraph pertama sekaligus untuk membedakan dengan lead pada berita. Fungsi intro terutama pemicu perhatian khalayak sekaligus sebagai pintu masuk ke dalam bangunan cerita. Paragraf pertama adalah kunci pembuka, sebagai kunci pembuka paragraph pertama harus dengan segera membuka pintu sehingga segera pula dapat ditelusuri benda apa yang menarik  di dalam sebuah rumah ( thahar, 1999: 35-36) .  Berikut persamaan dan perbedaan teras berita lead dan intro feature:
a . teras berita dan intro ditempatkan dibagian pertama setelah judul dan titimangsa.
b . teras berita dan intro feature keduanya ditulis sebagai perintis dalam membuka jalan kalimat dan paragraf berikutnya secara padu.
c . teras berita merupakan ringkasan dari keseluruhan fakta dan informasi terpenting dengan menggunakan pola penulisan deduktif secara permanen. Intro pada feature tidak merupakan ringkasan informasi dengan pola penulisan deduktif tetapi hanya sebagai pemantik atau pintu masuk ke dalam bangunan cerita
2 . pedoman penulisan intro feature
Bagi wartawan atau reporter, keberhasilan atau kegagalan dalam menulis artikel , berita atau juga feature . di tentukkan paling tidak oleh dua hal : penguasaan materi cerita dan kepiawaian menulis cerita intro. Materi bagus intro jelek maka hasilnya akan jelek. Materi jelek intro bagus hasilnya mungkin bagus
H . JENIS JENIS INTRO CERITA FEATURE
Kunci pertama untuk penulisan intro yang baik adalah pada paragraph pertama yang disebut intro mencoba menangkap minat pembaca tanpa intro yang baik sama dengan mengail ikan tanpa umpan. Intro feature mempunyai tujuan utama: menarik pembaca untuk mengikuti cerita dan membuat jalan supaya aalur cerita lancer. Dalam buku ini ada empat intro yang di tambahkan selain dari tiga belas intro yang sudah ada, intro kontras , intro dialog, intro menjelit, dan intro statistic. Intro sengaja dibuat dengan merujuk pada intro dan feature yang sudah dimuat. Inilah ketiga belas intro tersebut.
1 . intro ringkasan
Intro rigkasan tidak berbeda dengan penulisan teras berita langsung dengan teknik melapaorkan menggunakan pola piramida terbalik dan merujuk kepada rumus 5W1H. setiap peristiwa yang di kisahkan dinyatakan dalam paragraph pertama sifatnya deduktif, kesimpulan di lakukan terlebih dahulu baru pada paragraph berikutnya disusul dengan pejelasan, contoh contoh urain , dan penegasan. Intro ringkasan bis dipilih apabila berita yang dikisahkan memiliki bobot nilai berita atau informasi .
2 . intro bercerita
Intro bercerita mengajak untuk dan sekaligus menempatkan pembaca, pendengan, pemirsa kedala realitas kisah cerita. Pembaca tidak dalam keadaan mendengar,menonton kisah peristiwa yang di sampaikan penulis pembaca justru berada ditengah tengah peristiwa dan memposisikan dirinya da dalam cerita tersebut. Intro bercerita memang mengajak pembaca pendengaar dan pemirsa untuk tampil sebagai actor dalam cerita mengembangkan imajinasi dan fantasinya.
3. intro deskriptif
 Sesuai dengan namanya intro deskriptif hanya menggambarkan kisah peristiwa dan mengajak pemirssa untuk masuk kedalamnya dn menjadi pemain atau actor dalam peristiwa tersebut intro jenis ini hanya akan menempatkan kita sebagai penonton.
     Menurut R Williamson dalam feature writing for newspaper intro deskriptif bisa menjadi karikatur yang efektif seperti sketsa seorang pelukis yang menekankan paada ciri poko dan mengabaikan rincian yang tidak menarik ( bujono, hadad, 1997: 39)
Intro jenis ini dianggap cukup praktis tak sampai menguras energi improvisasi sesrta daya imajinasi penulis.
Contoh:
Rentetan letusan senjata api disiang bolong itu membuat ribuan orang berhamburan dari kios dan toko toko di pasar rawu kecamatan serang, jawa barat, senin pekan lalu “ saya lansung lari ketakutan begitu suasana reda saya balik, saya lihat seorang kiai bercambang lebat berlumuran darah” tutur engkus, saksi mata geger akibat pembunuhan itu segerra menyebar. Sebab kiai berjenggot lebat itu adalah kh. Cecep kiai yang di seyangi dan disegani baik dibanten maupun di tingkat nasional ( the death of cecep majalah berita mingguan , Jakarta 8 agustus 2000)
4 . intro kutipan
Intro kutipan pada feature sama persis dengan teras berita kutipan pada penulisan berita langsung artinya kita mengutip langsung nara sumber pada paragraph pertama. Intro kutipan harus memenuhi tiga syarat apabila hendak kita pilih (a) perkataan langsung yang dianggap penting dan luuar biasa (b) dinyatakan kalimat jelas singkat dan tegas dan (3) mencerminkan watak pribadi , kebiasaan, gaya kepemimpinan atau tinjauan dan filosofi hidupnya.
Contoh:
a . “ kita siap menang dan siap kalah. Tapi saat ini kita tetap optimis, ungkap puan maharani putrid kandung megawati soekarno putri usai mencoblos presiden pada putaran kedua, di tps kebagusan, Jakarta , senin pagi kemarin (20/9)

Share this

Klik if you like :

Related Posts

Previous
Next Post »